Minggu, 06 Oktober 2019

Ketika Perhatian Berbuah Penantian, Maka Tak Ada Cara Yang Lebih Baik Selain Meniti Jalan Menuju RidhoNya

Kisah Berhikmah

Pertolongan Berujung padaNya
Bagian 8


“Mama, Tanta Mita ada datang ini”. (Mama, Tante Mita datang nih)

Panggil Rahim dari ruang tamu seraya bergerak menyalami sosok yang datang.

Maimunah menggerakkan kursi rodanya dari dalam kamar, ia baru saja selesai melaksanakan sholat dhuha. Diikuti suara anak semata wayangnya ke ruang tamu.

“Benarkah kata-kata Rahim tadi?” Batin Maimunah.

Satu sosok menyambutnya di depan pintu menuju ruang tamu.

“Kak Mai”. Sosok dengan suara itu kemudian merengsek kedepan memeluk Maimunah.

“Ya Allah, ade Mita. Bagimana kabar?” (Dek Mita Apa Kabar?). Maimunah menyambut dengan balas memeluk wanita itu.

Tamu wanita itu kemudian diajak keruang makan untuk disuguhi makanan, kebutulan sejak pagi ia telah memasak untuk siang. Tamu tak terduga itu menghadirkan rona bahagia diwajah Rahim dan Maimunah, wajahnya yang sangat mirip dengan orang yang mereka cintai membuat suasana terasa hangat dan rindu terobati.

***
Satu bulan sudah Maimunah tinggal di kota ini, seperti janjinya John menitipkan Maimunah di rumah salah satu saudaranya yang Muslim. Disana Maimunah memulai aktivitas dengan menjaga butik saudara John, mereka menjadikannya penjaga butik dengan pertimbangan ia tidak terlalu banyak bergerak , cukup dengan kursi roda kesana kemari. Hal itu dipercayakan kepadanya karena sifat Maimunah yang tak menginginkan mendapat segala sesuatu secara gratis dan tak ingin dikasihani, padahal sejak awal tinggal ia sebenarnya telah diminta untuk tidak perlu beraktivitas terlalu sering. Apalagi rumah keluarga itu memiliki ART yang siap melayani.

Sebenarnya butik itu dikelola oleh adik John, yang waktu itu lulus SMA belum lanjut kuliah, namanya Mita. Namun beberapa minggu setelah kedatangan Maimunah, ia berangkat untuk kuliah ke kota seberang. Jadilah Maimunah ganti posisi menjadi pengurus tunggal. Selama bersama di rumah tante Jenny, mereka berdua memiliki kecocokan karakter sehingga langsung dekat. Bahkan ketika sudah merantau untuk kuliahpun Mita sering bertukar kabar dengan mimunah lewat telepon rumah tante.

Matahari pagi bersinar cerah, Maimunah baru saja membuka butik dan memvakum beberapa bagian tempat itu agar bersih dari debu. Sebuah motor King kekinian berhenti di parkiran depan, tampak sosok dengan seragam tentara berjalan mendekat kearah butik. Melalui kaca jendela, Maimunah langsung mengenalinya.

Lelaki itu memang sejak mengantarnya ke tempat ini, ia tak pernah menampakkan diri hingga pagi ini. Maimunah sebenarnya rindu akan sosok itu, namun berusaha ditepis dengan kesibukan butik. Kata Tante Jenny bibi John yang telah Muslim karena menikah dengan suaminya, John sedang ikut pelatihan kedinasan disebuah tempat diluar kota sehingga hanya menitipkan salam untuk Maimunah.

“John ?” 

Serunya dengan secercah rona bahagia di wajah ketika John memasuki butik dan menyapanya dengan salam layaknya seorang Muslim.

“Assalamualaikum, Mai”.

Baru kali ini John mengubah nama panggilan terhadap Maimunah, dan itu membuatnya sedikit merasa canggung  bahkan gugup.

Bersambung

Oleh: Mardha Umagapi

Ditulis di Subaim Halmahera Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar