Pertolongan Berujung padaNya
Bagian 8
“Mama, Tanta Mita ada datang ini”. (Mama,
Tante Mita datang nih)
Panggil Rahim dari ruang tamu seraya bergerak menyalami sosok yang datang.
Maimunah menggerakkan kursi rodanya
dari dalam kamar, ia baru saja selesai melaksanakan sholat dhuha. Diikuti suara anak semata wayangnya ke ruang tamu.
“Benarkah kata-kata Rahim tadi?”
Batin Maimunah.
Satu sosok menyambutnya di depan
pintu menuju ruang tamu.
“Kak Mai”. Sosok dengan suara itu
kemudian merengsek kedepan memeluk Maimunah.
“Ya Allah, ade Mita. Bagimana kabar?”
(Dek Mita Apa Kabar?). Maimunah menyambut dengan balas memeluk wanita itu.
Tamu wanita itu kemudian diajak
keruang makan untuk disuguhi makanan, kebutulan sejak pagi ia telah memasak
untuk siang. Tamu tak terduga itu menghadirkan rona bahagia diwajah Rahim dan
Maimunah, wajahnya yang sangat mirip dengan orang yang mereka cintai membuat
suasana terasa hangat dan rindu terobati.
***
Satu bulan sudah Maimunah tinggal di
kota ini, seperti janjinya John menitipkan Maimunah di rumah salah satu
saudaranya yang Muslim. Disana Maimunah memulai aktivitas dengan menjaga butik
saudara John, mereka menjadikannya penjaga butik dengan pertimbangan ia tidak
terlalu banyak bergerak , cukup dengan kursi roda kesana kemari. Hal itu
dipercayakan kepadanya karena sifat Maimunah yang tak menginginkan mendapat
segala sesuatu secara gratis dan tak ingin dikasihani, padahal sejak awal
tinggal ia sebenarnya telah diminta untuk tidak perlu beraktivitas terlalu
sering. Apalagi rumah keluarga itu memiliki ART yang siap melayani.
Sebenarnya butik itu dikelola oleh
adik John, yang waktu itu lulus SMA belum lanjut kuliah, namanya Mita. Namun
beberapa minggu setelah kedatangan Maimunah, ia berangkat untuk kuliah ke kota
seberang. Jadilah Maimunah ganti posisi menjadi pengurus tunggal. Selama
bersama di rumah tante Jenny, mereka berdua memiliki kecocokan karakter
sehingga langsung dekat. Bahkan ketika sudah merantau untuk kuliahpun Mita
sering bertukar kabar dengan mimunah lewat telepon rumah tante.
Matahari pagi bersinar cerah,
Maimunah baru saja membuka butik dan memvakum
beberapa bagian tempat itu agar bersih dari debu. Sebuah motor King kekinian berhenti di parkiran
depan, tampak sosok dengan seragam tentara berjalan mendekat kearah butik.
Melalui kaca jendela, Maimunah langsung mengenalinya.
Lelaki itu memang sejak mengantarnya
ke tempat ini, ia tak pernah menampakkan diri hingga pagi ini. Maimunah
sebenarnya rindu akan sosok itu, namun berusaha ditepis dengan kesibukan butik.
Kata Tante Jenny bibi John yang telah Muslim karena menikah dengan suaminya,
John sedang ikut pelatihan kedinasan disebuah tempat diluar kota sehingga hanya
menitipkan salam untuk Maimunah.
“John ?”
Serunya dengan secercah
rona bahagia di wajah ketika John memasuki butik dan menyapanya dengan salam
layaknya seorang Muslim.
“Assalamualaikum, Mai”.
Baru kali ini John mengubah nama panggilan
terhadap Maimunah, dan itu membuatnya sedikit merasa canggung bahkan gugup.
Bersambung
Oleh: Mardha Umagapi
Ditulis di Subaim Halmahera Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar