Rabu, 16 Oktober 2019

Tidak Rugi Orang Yang Berserah Diri Pada-Nya, Kejutan Dari-Nya Akan Luar Biasa

Kisah Berhikmah

Pertolongan Berujung PadaNya
Bagian 9


Setelah kedatangan John untuk menemuinya dibutik selain berkunjung ke tempat Tantenya, Mimunah tahu satu hal bahwa lelaki itu sedang berusaha untuk memposisikan diri sesuai dengannya. Ada harapan masa depan tergambar di sana, di bola mata kebiruan itu ketika menatap Maimunah.

“Mai, kamu sudah tahu maksud kedatangan John tadi siang ?” Tanya Tante Jenny malam itu ketika Maimunah sedang duduk menulis laporan keungan bulanan butik dikamarnya.

“Belum tante”.  Jawab Maimunah singkat.

Tante Jenny sebenarnya bukan hanya ingin melihat rekapan laporan butik, namun juga ada maksud lain. Sebenarnya Mimunah sudah sedikit paham tentang kedatangan John yang tiba-tiba dan juga perubahan gayanya, namun dihadapan tante ia tidak ingin mengumbar hal itu. Maimunah takut terkesan ge’er oleh wanita keibuan itu, dan juga Maimunah merasa tidak setara dalam hal taraf kehidupan dengan John.

“John pengen melamar kamu Mai”.

Suasana hening sesaat, dan sepertinya Tante Jenny menangkap keraguan pada diamnya Maimunah sehingga ia lanjut berkata: “Dia sudah berislam Mai, jika kamu mau nanti tante lanjutkan pembicaraan ini dengan mamahnya”.

Maimunah menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya berat, ia khawatir jika setuju hubungan ini tidak akan bertahan bahkan berlanjut, karena keluarga John tidak seperti Maimunah. Mereka orang berada dan terpandang, bagaimana mungkin memiliki menantu cacat dan gadis desa sepertinya. Tante Jenny terlihat sabar menunggu jawaban dari Maimunah yang tampak menunduk diam mematung.

“Tante, bukan Mai tra mau. Tapi sepertinya Mai merasa tra cocok dengan John.” Ungkapnya sedih dengan logat timur yang kental, mungkin efek sedikit gugup.

Jika bukan karena keadaannya yang cacat seperti ini dan kehidupannya yang bukan orag desa, tentu kesempatan ini tidak akan ditolaknya. Apalagi yang kurang dari John? Lelaki baik dan ringan tangan membantu sesama, penampilan menarik idaman semua wanita ditambah telah seagama dengannya. Namun ia memilih berkaca pada dirinya sendiri yang masih banyak kurang dibanding John, Maimunah takut jika istri yang baik bahkan malah merepotkan.

“Jika yang kamu khawatirkan adalah keluarga kami, keluarga John. Insya Allah kami sudah kenal benar denganmu dan tahu bagaimana kamu. Mamahnya John juga sudah tahu keinginan anaknya dan minta tante untuk tanyakan langsung kepadamu.” Jelas Tante Jenny.

“Kamu masih belum yakin Mai? gimana kalo besok kita liburkan dulu kerjamu dibutik dan kita kunjungi Mamahnya John. Setelah itu kamu boleh mengambil keputusan”
“Gimana?” Lanjutnya.

Maimunah mengangguk mengiyakan, disusul tepukan lembut tante dipundaknya yang kemudian beranjak meninggalkan Maimunah dikamarnya. Termenung.

***
Rumah, bergaya minimalis itu terlihat asri dan rapi, Maimunah dan Tante Jenny melangkahkan kaki masuk ke dalam. Seorang wanita dengan wajah mirip sekali dengan Mita versi tua menyapa mereka, tanpa banyak kata Maimunah langsung tahu bahwa wanita itu adalah ibu John. Sudah berusia lanjut, namun masih segar dan terurus meski keriput telah menutupi wajah namun gurat kecantikan muda masih ada. Tante Jenny berpelukan, saling sapa dan tanya kabar maklum mereka satu kota tapi jarang ketemu apalagi tante Jenny yang punya banyak kesibukan. Maimunah menyambut uluran tangan wanita itu menyalami dengan membungkuk meletakkannya dihidung.

“Ini Maimunah ya?”

“Saya Mamahnya John, John banyak cerita tentang kamu”. Kata wanita itu.

“Iya tante. Terima kasih sudah mengizinkan John membantu saya”. Maimunah berkata takzim dan menunduk.

“Panggil Mamah aja, biar lebih dekat. Menurut kamu John orangnya gimana?”

“Baik Tante, eh mamah”. Jawab Maimunah dengan nada canggung yang diiringi tawa Mamah John dan tante Jenny.

Bersambung.

Oleh: Mardha Umagapi


Ditulis di subaim Halmahera Timur

Baca Bagian 8 klik disini

9 komentar: