Dilihat

Senin, 21 Oktober 2019

Akhir Zaman Segala Macam Maksiat Berlomba Menunjukkan Eksistensi: End Of Universe

Bagian 3

Jika berpatokan pada putaran jarum jam, sudah dua hari lamanya sejak matahari tidak lagi menampakkan diri di langit. Seiring dengan hilangnya matahari, suhu dipermukaan bumi terasa semakin dingin dari waktu ke waktu.

Meskipun gencar, media memberitakan kejadian ini dari versi telaah saintis, namun sebagian orang mulai menyadari bahwa latar belakang hilangnya matahari dari peredaran adalah awal dari akan munculnya salah satu tanda besar kiamat yang tak dapat di pungkiri.

Hari ini adalah hari Sabtu, kuputuskan menengok ibu ke rumah kakek karena kantor tempatku bekerja hanya beraktivitas lima hari dalam sepekan yaitu senin hingga jum'at maka sabtu dan minggu adalah waktu libur kerja untuk kami. Sedari subuh semua persiapan telah kulakukan, sepeda motor ku pacu menuju jalanan yang mulai ramai.

Satu hal yang membuatku miris, meski suasana alam yang menurutku dan sebagian orang termasuk hal mengkhawatirkan karena sudah jelas akan dekatnya hari akhir, tapi ada saja orang-orang yang tak peduli dengan kondisi ini bahkan menganggap semacam fenomena alam biasa yang akan segera berlalu tanpa masalah.

Semalam, saat pulang dari membeli makan malam diwarung dekat rumah karena tidak sempat masak, tampak olehku dua orang muda mudi yang duduk berdampingan di taman samping warung. Kutebak mereka sedang pacaran, karena jelas terlihat lengan pemuda melingkar manis dibahu sang pemudi yang saat itu masih mengenakan rok SMA meski atasannya ditutupi jaket.

"Sudah malam begini, apa tidak dicariin sama orang tua? Ataukah saat ini malam dan siang sama saja bagi mereka sehingga tidak ada masalah? " Pikirku.

Ada rasa heran didalam hati, apakah kejadian ini tidak cukup membuat mereka takut untuk bermaksiat? Tanda yang muncul saat ini merupakan peringatan bagi orang yang berpikir dan mau menaruh perhatian tentang kondisi akhir zaman.

Sepeda motorku melaju sudah setengah perjalanan, aku sengaja mengendarai tidak terlalu laju agar bisa memperhatikan kondisi sekitar. Tiba-tiba gawaiku berdering tanda panggilan masuk, aku hentikan laju sepeda motor dan menepi untuk menjawab panggilan telepon. Dilayar tertera nama "My Mom" segera kuterima.

"Assalamualaikum Ma,? "

" Waalaikumussalam, Mut kamu sudah sampai mana? Perjalanannya kok lama sekali. Bukannya kamu berangkat sejak awal pagi?" Pertanyaan beruntun langsung dilemparkan padaku.

"Ini masih dijalan Ma.. Sudah dekat, tadi Mut jalannya agak pelan soalnya dingin sekali". Jawab ku.

"Ya sudah, hati-hati, kamu bawa pesanan mama kan? " Tanyanya lagi.

"Iya ma, ini sudah ada didalam tas."

" Oke kalo begitu, Assalamualaikum". Mama mengakhiri.

"Waalaikumussalam". Jawabku.

Aku melanjutkan perjalanan yang tinggal separuh lagi. Ku lirik arloji dipergelangan tangan kiriku, sudah pukul sepuluh lebih lima belas menit. Waktu sudah merangkak siang sebenarnya, namun karena kondisi yang serba gelap semua lampu dirumah-rumah maupun dijalan tetap dinyalakan sebagaimana malam.

Tiba dirumah kakek, aku disambut sepupuku Tina didepan pintu. Kami salaman dan berpelukan gembira karena jarang ketemu. Ibu muncul dari belakang segera kusalami dan mengecup punggung tangannya,

"Kakek mana? "Tanyaku

" Lagi dihalaman belakang" Jawab ibu.

"Ayo kebelakang, Kakek tadi menanyakan apa kamu sudah sampai". Ajak Tina.

Tina adalah anak pamanku, Ia lebih tua dua tahun dariku, namun  kami akrab seperti sebaya bahkan tak ada panggilan spesial "Kak" maupun "Dek" diantara kami. Ia tinggal bersama kakek sejak melanjutkan sekolah SMA dikota ini.

Kutemui kakek dihalaman belakang, duduk bercengkrama bersamanya serta Ibu dan Tina. Dalam percakapannya kakek bercerita tentang pengetahuannya terkait kejadian saat ini.

"Belum munculnya matahari saat ini sebenarnya sudah dijelaskan dalam Hadist Rasulullah". Kata Kakek.

"Gimana hadistnya Kek? "Tanyaku.
Sebenarnya hadist tentang peristiwa ini sudah sering kudengar dalam kajian-kajian tentang akhir zaman yang ku hadiri, namun aku mau mendengarnya dari kakek.

" Tidak akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari sebelah barat, jika ia telah terbit lalu manusia menyaksikan, maka semua orang akan beriman, ketika itu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya".

"Begitu bunyi hadistnya yang kakek ingat, kalo kakek tidak salah hadist ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. " Kata Kakek.

Aku, Ibu dan Tina saling pandang dan ada rasa khawatir yang terpancar dari wajah kami. Apakah keimanan dan amalan-amalan kami selama ini cukup untuk menyongsong peristiwa besar ini?

Oleh: Mardha Umagapi
Ditulis di Subaim Halmahera Timur

Baca bagian 2 klik disini

7 komentar:

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...