Dilihat

Kamis, 24 Oktober 2019

Ciptaan Yang Bertafakur Pada Penciptanya: End Of Universe

Bagian 6

Kami menyambut pagi dengan masing-masing segelas teh hangat dan sepiring nasi goreng. Hari ini adalah hari minggu, memasuki hari ketiga dan matahari belum juga kembali dari perintah menghadap RabbNya. Suasana gelap masih seperti biasa dengan suhu udara yang menggigit.

Setelah sarapan Tina mengumpulkan pakaian kotor  ke keranjang hendak mencucinya. Aku ikut membantu aktivitasnya dengan mengisi air di mesin cuci dua tabung yang terlihat sudah dimakan usia. Aktivitas mencuci memang tidak bisa langsung dijemur dengan cahaya matahari, sehingga hanya mengandalkan tabung pengering. 

Sambil membantu Tina, Sayup-sayup kudengar siaran berita di televisi yang ditonton Kakek di ruang keluarga.

“Pemirsa, hilangnya matahari dari peredaran selama hampir tiga hari ini mengakibatkan sejumlah tempat dipermukaaan bumi mulai mengalami pembekuan. Kehilangan cahaya matahari juga menyebabkan tumbuhan mulai mati, disepanjang taman kota juga terlihat banyak daun berguguran akibat hilangnya pasokan cahaya matahari. Diperkirakan jika keadaan ini terus berlangsung maka kemungkinan manusia akan kekurangan banyak bahan makanan dari sumber tumbuh-tumbuhan.” Kata-kata penyiar berita terdengar ke telinga kami yang sedang mencuci dibelakang.

Demi mendengar berita itu, kulangkahkan kaki ke ruangan dimana kakek sedang menonton televisi ditemani Ibu yang sedang duduk dilantai sambil mengiris sayur. 

“Bagaimana jika matahari hilangnya lama ya..? bagaimana nasib kita dibumi ?” Kataku sambil berdiri disamping kakek yang sedang duduk bersandar di kursi santainya.

“Kita banyak-banyak berdo’a saja semoga matahari segera terbit lagi”. Ibu membalas dengan netra masih tertuju pada pisau dan sayuran ditangannya.

“Jika berpatokan pada hadist Rasulullah, maka Matahari tidak akan lama menghilang". Kata Kakek. 

Karena dalam salah satu sabda Rasulullah disebutkan : “Bumi ini akan mengalami malam yang panjang sekali seperti kalian menghitung tiga malam kalian”.” Kakek menjelaskan pengetahuannya.

Jadi kita tunggu saja dengan kehendak Allah, Hadist Rasulullah ini akan terbukti kebenarannya besok atau lusa.” Tambahnya lagi.

Mendengar penjelasan dari kakek, netra ini menatap keluar jendela ruang tengah dan pandangan menyapu halaman yang kini tak lagi hijau padahal sebelumnya penuh dengan tumbuhan hijau dan bunga-bunga. Berharap matahari segera muncul dan kembali menerangi bumi, meski konsekuensi terbitnya kali ini menjadi penutup pintu taubat.

Oleh: Mardha Umagapi
Ditulis di Subaim Halmahera Timur

Baca bagian 6 klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...