Dilihat

Rabu, 23 Oktober 2019

Di Hari Kiamat Kaum Mukminin Berjalan Berpedoman Pada Cahaya Iman Mereka:End Of Universe

Bagian 5

"Mut, tolong bantu mama, dorong kursi roda Kakek ke mobil. Mama mau masuk dulu ambil beberapa barang penting yang tersisa didalam". Perintah ibu, sambil berlari kembali masuk kedalam rumah.

Aku ikuti saja perintahnya, kudorong kursi itu hingga sampai ke depan pintu mobil yang diparkir diluar pagar. Tina kemudian membantu kakek masuk kedalam mobil, kursi roda kulipat dan menyimpannya dibagasi belakang. Netraku menatap pintu rumah berharap ibu segera muncul dari sana, namun sudah hampir lima menit ibu belum juga muncul.

Udara semakin dingin bahkan sebagian penyangga teras yang terbuat dari kayu telah mengkristal dibaluti es, tanaman yang telah lama layu dan sebagian mati pun tak luput dari balutan kristal es.

Kurapatkan jaket tebal dan menarik ujung sarung tangan agar menutupi lebih keatas pergelangan tangan. Netra mengarah ke arloji yang melingkar, sudah pukul duabelas lebih tujuh menit. Ini adalah waktu makan siang, namun karena suasana gelap seakan malam membuat perut tak terlalu berasa lapar.

"Panggil mamamu, kita harus segera berangkat sebelum jalanan semakin sulit dilewati karena licin tertutup es". Kakek menyuruhku.

Kupanggil Ibu dari depan pagar namun tak ada sahutan, baru hendak kaki ini melangkah masuk kedalam pagar terdengar bunyi "krekkk" dan tiba-tiba. "brughhh... " rumah runtuh bak tidak memiliki tiang penyangga.

Kami semua kaget,
"Mamaaaaa.... " Aku berteriak kencang, dan melangkah maju.

Tina melompat keluar mobil dan mencoba menarik diriku untuk menjauh dari rumah.

Aku meraung sekuat tenaga, berteriak memanggil ibuku tapi lidah seakan kelu. Kaki terasa lemas keringat dingin mengalir dari pelipis. Kurasakan tangan dingin menyentuh wajahku.

"Mut, Mutmainnah..."

Kubuka mata dan melihat sosok dengan tangan dingin yang menyentuhku. Ternyata Ibu, aku langsung memeluknya dan dalam keheranan Ibu pun balas memelukku.

"Kamu kenapa sih Mut? Bangun-bangun keringetan dingin langsung peluk mama. " tanya ibu padaku.

"Gak apa-apa maa, Mut cuma mimpi". Jawab ku.

"Ayo siap-siap, mau sholat tahajjud sama-sama". Lanjutnya lagi.

Aku bergegas membersihkan diri dan Wudhu, kami pun melaksanakan shalat tahajjud, kakek mengimami dengan tetap duduk dikursi. Di usianya yang sudah tua dan sakit-sakitan, Ia memang tidak mampu sholat sambil berdiri. Setelah sholat kakek membaca sebuah do'a dengan suara yang terdengar oleh kami.

"Rabbanaa atmimlanaa nuuranaa waghfirlanaa. Innaka 'alaa kulli syai'n qadiir"

Aku ingat lafadz do'a itu, itu adalah ayat Al Qur'an yang pernah disampaikan oleh guru dalam lingkaranku. Terjemahannya yang kuingat:
“Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (At-Tahrîm :8)

"Pada hari Kiamat, kaum Mukminin berjalan berpedoman pada cahaya iman mereka. Dan mereka takut kalau cahaya mereka padam seperti cahaya kaum munafikin. Merekapun memohon agar Allâh Azza wa Jalla menyempurnakan cahaya mereka. Allâh pun mengabulkan doa mereka, dan menghantarkan mereka menuju Surga. Ini di antara pengaruh taubat nasuha seperti disebutkan dalam permulaan ayat di atas". Begitu, penjelasan dari guru yang kuingat.

Hatiku sedikit banyak telah merasa lega, pengaruh mimpi yang sejak tadi menghantuiku mulai perlahan hilang. Kuraih Mushaf Qur'an disamping sajadah dan mulai membaca lembar ke lembar.

"Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolong". Hingga penggalan kalimat mulia ini menyadarkanku, telah ku buktikan Maha BenarNya Allah.

Oleh: Mardha Umagapi
Ditulis di Subaim Halmahera Timur

Baca bagian 4 klik disini

9 komentar:

  1. Semoga kita senantiasa berada di jalan uang diridhoi-Nya

    BalasHapus
  2. Tulisannya istimewa, membaca ini saya seperti disadarkan😢

    BalasHapus
  3. Kok aku ikut ikutan ngeri ya pas rumahnya ambruk.

    BalasHapus
  4. Untuk elips setelah kata spasi mbak, titik tiga gak dispasi terus baru spasi. Ma ... aku

    BalasHapus
  5. Tulisannya keren,terima kasih mb

    BalasHapus
  6. terima kasih teman-teman sudah mampir.

    BalasHapus

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...