Dilihat

Minggu, 15 September 2019

Dibalik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Gambar via Islampos

Tempat Bergantung Terbaik Hanyalah Allah (Bagian 2).

Sedih itu ketika kita dihadapkan dengan masalah lalu keluarga yang menjadi tempat pulang dan memperoleh dukungan justru sumber masalahnya. Sedih tentu saja, merasa homeless apalagi. Namun Mawar sadar bukanlah waktu baginya untuk berlarut-larut dengan keadaan ini. Apalagi berprasangka buruk pada Allah.

Ibu telah meminta pihak pemuka agama di lingkungan untuk berbicara kepadanya terkait pemindahan keyakinan. Namun pembicaraan itu bukan untuk mendengarkan alasannya dan mencermati pilihannya tapi lebih terkesan sebagai sebuah cara memojokkan diri dan Islam yang dipeluknya.

Mawar bersyukur dengan didatangkannya sang tokoh agama itu dan mendengarkan omongan-omongannya justru semakin membuat ia yakin tidak sedang salah memilih. Setelah segala cara dilakukan sang ibu untuk mengembalikan Mawar tak berhasil, ibu mulai berang dan tega dimata Mawar.

Makanan yang seharusnya rutin sesuai jadwal kini seperti mulai berkurang dan ibu berdalih lupa. Ia sadar jika terus dirumah ini akan membahayakan nyawanya.

"Sampai matipun ibu tidak akan tega kamu ikut Islam. Ibu menyesal telah melahirkanmu. Ibu harap telah melahirkan anak lain, bukan kamu."

Begitulah ucapan sang ibu saat Mawar mengiba-iba agar diberi kebebasan dengan keyakinannya yang baru. Jika saja ayahnya masih ada, mungkin keadaan akan masih sedikit welcome untuknya karena sifat ayah yang terbuka terhadap perbedaan.

Demi mendengar pernyataan ibu, Mawar yang awalnya menurut saja dengan hukuman itu berinisiatif kabur. Karena untuk meminta tolong saudara seiman rasanya sulit, ada teman yang datang menanyakan keadaannya pada ibu namun dijawab Mawar telah pergi dari rumah dan tidak tahu kemana. Ibu menutup rapat kondisinya. Apalagi ditambah rongrongan dari keluarga besar, saat ini ada beberapa orang keluarga dari pihak ibu yang menginap dirumah untuk berjaga-jaga.

Malam itu ketika semua penghuni rumah tertidur lelap, ia mencari cara untuk bisa kabur. Perlahan-lahan mencoba keberuntungan lewat jendela yang tidak terlalu susah untuk dibuka. Karena kamarnya berada disisi rumah yang agak sepi, ia berhasil keluar tanpa ketahuan siapapun. Dipanjatnya tembok pagar dengan mudah karena sudah sering dilakukan dulu saat masih sekolah ketika pulang larut.

Mawar memang seorang anak yang keras kepala dan pembangkang sejak dulu, namun siapa sangka sifatnya itu membawa pada sebuah keputusan luar biasa dalam hidup. Berhasil kabur dari kurungan sang ibu, ia berpikir akan minta pertolongan Islamic senter dikotanya untuk masalahnya.

Islamic senter bersedia melakukan pendampingan terkait masalahnya dengan ibu. Ia didampingi mulai dari mediasi dengan keluarga hingga keputusan dilepas oleh keluarga besar dan dianggap tidak ada. Dihapus namanya dalam lembaran hidup keluarga.

Setelah semua ujian berat pasca keimanan ia mulai menata hati dan diri, memilih hidup di dusun tempat ia memperoleh hidayah. Menjalani hari-harinya sebagai santri di pesantren dusun itu. Setiap sujud panjangnya dimalam sunyi, satu do'a selalu ia panjatkan untuk ibunda semoga dibuka pintu hati agar menerima hidayah Allah.

Oleh: Mardha Umagapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...