Dilihat

Senin, 16 September 2019

Malas Ibadah Tapi Rezeki lancar, Urusan Mudah ? Hati-hati Istidraj

Gambar via Islampos


Seringkali ada yang tak pernah ta'at, tak pedulikan urusan hubungan dengan Allah. Namun Allah kasih harta, kasih kesehatan, kasih kemudahan dan kelancaran. Hati-hati jangan sampai itu adalah istidraj.

Istidraj, kata ini mungkin bagi sebagian orang adalah kata yang asing ditelinga. Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

Dalam sebuah hadist : “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain). (Via Rumaysho.com)

Dudi mulai berkisah tentang hidupnya, sebagai lelaki sukses dunia. Kebahagiaan melingkupi hidupnya, urusan keluarga lancar kebutuhan mereka tercukupi, urusan pekerjaan semakin naik karirnya. Pokoknya hidupnya sempurna menurut pandangan orang-orang yang mengenalnya. Ia lalai dengan kewajiban terhadap Rabb-nya, sholat, puasa jarang ia lakukan. Yang rutin mungkin hanyalah zakat fitrah setiap tahun.

Hingga suatu ketika perusahannya bankrut, harta yang bermiliar-miliar bahkan mendekati triliun ludes seketika untuk menutupi kekurangan perusahaan disana sini. Keluarganya terpukul dan tidak siap dengan keadaan.

Si sulung terjerat narkoba berakhir di panti rehabilitasi. Sang istri memilih mundur dari bahtera rumah tangganya, ikut lelaki yang lebih berada. Tinggallah Dudi dan kedua anak lainnya dirumah yang berstatus kontrakan, setelah rumah mewah beserta isi disita bank.

Tragis ? Memang seperti itulah cara Allah menyadarkan seorang hamba yang terlampau lama jauh darinya. Segala perubahan hebat dalam hidupnya membawa Dudi pada perenungan terdalam dihidupinya. Namun ia bersyukur segala embel-embel dunia Allah tarik darinya demi menyelamatkan ia di akhirat.
Dudi Hijrah, memilih hidup lebih dekat dengan Tuhannya. Mengisi hari-hari dengan ibadah dan amalan terbaik. 

Mencari rezeki dengan cara halal, berjualan kerupuk keliling. Kegiatan yang melelahkan tentu saja, namun lelah ini membuat istirahat malamnya lebih berkualitas tanpa beban pikiran urusan keuangan perusahan.

Allah menganugerahkan anak-anaknya, hati dan pikiran yang terbuka untuk menerima hidayah. Berawal dari sulung yang keluar dari panti rehabilitasi dengan bekal agama yang mumpuni selama digembleng disana. Si sulung membantu ayahnya mencari rezeki seraya mendidik adik-adiknya untuk taat.

Oleh: Mardha Umagapi

8 komentar:

  1. Tulisannya bagus mbak sebagai perenungan kita akan hakikat dunia yang sesungguhnya.

    BalasHapus
  2. Membaca tulisan mb, saya jadi mengerti tentang kewajiban kita sebagai hamba Allah. Makasih mb

    BalasHapus
  3. Harus ada usaha dibalik hasil yg baik

    BalasHapus
  4. Bagus tulisannya mbak, Allah dengan segala kasih sayangNya menegur dengan caraNya, agar kembali mendekat padaNya ya

    BalasHapus
  5. Terimakasih telah berkunjung teman-teman.

    BalasHapus

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...