Dilihat

Minggu, 29 September 2019

Janji Adalah Utang, Sekali Berjanji Maka Tanggung Jawabnya Di Dunia dan Akhirat

Kisah Berhikmah

Pertolongan Berujung PadaNya
Bagian 5

Dalam hubungan antar sesama manusia, kadang interaksi menghadirkan berbagai ikatan atas pembicaraan, termasuk janji. Janji adalah utang, sekali mengucapkan janji maka tanggung jawabnya didunia dan akhirat. Apatah lagi terkait dengan hal penting dalam kehidupan seseorang, jika tidak bisa dilaksanakan maka sebaiknya menjelaskan kendala yang dihadapi dengan jujur pada orang yang dijanjikan diiringi permintaan maaf.

Hari beranjak sore, Maimunah baru saja menyelesaikan agenda sorenya, membersihkan bagian dalam barak tempat tinggalnya. Diliriknya tas berisi barang-barang yang sudah dipackingnya. Pikirannya mengajak untuk mengembalikan semua barang yang telah terbungkus tas ke tempatnya, namun jauh dilubuk hati ia sejujurnya berharap sosok tegak dan berwibawa itu datang menjemputnya sesuai janji.

Harapan Maimunah untuk keluar dari pulau itu pupus, seminggu sudah tak ada kabar dari John. Lelaki yang biasa mengunjunginya setiap sore setelah bertugas itu, tidak pernah datang lagi setelah meyatakan keinginannya tempo hari. Memang terasa perih dihati namun Ia sadar, siapalah ia yang tidak memiliki hubungan apapun dengan John. Hanya seorang gadis yatim piatu yang diselamatkan ditegah-tengah pembantaian tragis keluarganya.

“Mai, beso torang deng sebagian orang di barak ini mo dapa eksodus pi di ibu kota kabupaten. Ngana tara bagabung ?” (Mai, besok kami dan sebagian orang di barak ini akan di eksodus ke ibu kota kabupaten. Kamu tidak ikut?) Tanya Ci Risa tetangga sebelah barak.

“Saya masih mau disini Ci (Panggilan untuk wanita yang lebih tua usianya)”. Jawab Maimunah singkat.

“Ngana jang talalu berharap deng orang lain Mai, skarang ni tra ada yang bisa jaga tong pe diri selain torang sendiri.” (Kamu jangan terlalu berharap dengan orang yang belum terlalu dikenal, kondisi seperti ini tidak akan ada yang bisa menjaga diri kita selain kita sendiri). Nasihat Ci Risa.

“Iya Ci, Saya Cuma mo pi baku lia Tete deng Nene dulu di Pemakaman. Nanti kalo dalam waktu dekat ada yang pigi lagi baru saya iko.” (Iya Ci, saya hanya mau pergi menengok Kakek dan Nenek di pemakaman. Nanti jika diwaktu dekat ada yang mau pergi saya akan ikut) Balas Maimunah.

Didalam hati ia membenarkan apa yang dikatakan oleh Ci Risa, ia sekarang sendiri dan harus bisa mengurus diri tanpa mengaharapkan bantuan siapapun dikeadaan seperti ini. Termasuk John, lelaki itu mungkin berubah pikiran untuk membawanya atau bisa saja keluarganya tidak berkenan dengan kehadiran orang seperti dirinya.

Maimunah mengunjungi pemakaman Kakek dan Nenek esok harinya setelah rombongan orang orang yang akan dieksodus berangkat. Ia masih menggunakan tongkat kayu sederhananya, kursi roda pemberian John masih ada namun ia belum mahir menggunakannya sendiri. Menggunakan tongkat memang lelah, tubuhnya kepayahan dengan tongkat ditangan. Kedua kakinya tidak bisa digunakan untuk berjalan sehingga berat tubuh ditanggung sepenuhnya oleh tongkat dibawah ketiak.

Pemakaman ini merupakan pemakaman umum yang dibuat tidak jauh dari barak tempat mengungsi, isinya adalah orang-orang yang wafat akibat kerusuhan itu. Maimunah tampak serius membersihkan beberapa rumpun tumbuhan liar yang tumbuh hampir masuk kedalam makam. Nisan yang tertancap disemua kuburan ada yang ditulisi nama dan ada yag tidak, ia beruntung meski milik kakek dan neneknya tak bertuliskan nama tapi sejak awal berkunjung ke makam ia diantar John yang memang tahu persis lokasinya.

“Sedang apa disini sendirian?”

Satu suara mengagetkan Maimunah saat sedang berdo’a untuk Kakek dan Neneknya, namun ia tak menoleh dan memilih melanjutkan do’anya dalam isak haru.

“Saya mencari kamu kemana-mana hampir disemua barak.” Suara itu terdengar dekat dibelakangnya.

Bersambung

Oleh: Mardha Umagapi

Ditulis di Subaim Halmahera Timur

13 komentar:

  1. Mudah mudahan aq tak pernah berhutang

    BalasHapus
  2. Janji pun hutang. Harus ditepati. Moga kita termasuk orang2 yg tidak membebani diri dengan hutang. Keren mb tulisannya.

    BalasHapus
  3. Kok deg-degan ya bacanya. Kira kira john dan maimunah berjodoh tidak ? Hehehe

    BalasHapus
  4. Bagus kak, sekarangenak kak dibaca dan saya bisa mengerti maksutnya .makasih kaa sudah ditranslate
    Hatapanku happy ending
    Salam hangat dari JawaTimur

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mbak. salam sodara dari maluku utara

      Hapus
  5. keren mb tulisanya...semoga kita domudahkan dlm segala urusan

    BalasHapus
  6. Suara john bukan sih itu?😄

    BalasHapus

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...