Dilihat

Kamis, 12 September 2019

Menikah Bukan Hanya Karena Cinta Tapi Karena Ibadah


Dia tahu lelakinya marah, namun jujur diakuinya susah untuk melepaskan diri dari hal-hal yang telah membersamainya sejak remaja. Bahkan benda-benda itu telah sedari tadi dienyahkan sang lelaki di parit besar belakang rumah mereka yang baru ditinggali beberapa pekan.

Sejak awal memang mereka telah berkomitmen untuk menjalankan rumah tangga ini sebagaimana rumah tangga para perindu surga. Namun baginya ini adalah sesuatu yang berat untuk sebuah proses yang tergolong instant.

Panggil saja Rani, wanita yang supel dalam pergaulan dan pandai dalam berpenampilan menjadikan ia seorang primadona desa. Sudah banyak lelaki yang datang dengan berbagai latar belakang dan tak kalah keren untuk meminangnya. Namun pilihan hatinya jatuh kepada seorang lelaki sederhana dengan pandangan teduh dan menentramkan jiwa menurutnya, Sang Lelaki yang kemudian menjadi suaminya.

Sebelum menikah, Rani memang tergolong gadis aktif di desanya. Semua kegiatan desa terutama dalam hal olahraga digandrunginya yang secara tidak langsung mempengaruhi penampilannya saat itu. Celana pendek ala-ala atlet sudah menjadi kesehariannya, make-up diatas minimalis adalah gambaran wajah yang dikenali orang untuknya.

Hal ini yang ingin diperbaiki bersama suaminya, sang suami ingin membimbing kearah yang lebih baik. Dimulai dari penampilan. Namun ternyata tak mudah dalam sekejap mata.

"Rani butuh waktu by".

Begitu rengeknya pada sang suami setelah terjadi insiden siang itu. Kejadian yang memicu amarah suaminya. Gegara ia hadir dipertandingan volly desa dengan dandanan seperti masa gadis. Sebenarnya Rani risih untuk kembali berhias saat tampil dikhayalak ramai namun beberapa bisikan tetangga akhir-akhir ini membuatnya tertantang.

"Si Rani setelah menikah terlihat kusam, tidak secerah dulu".

Begitu salah satu celoteh yang ia dengar. Kemudian membuatnya melanggar perjanjian dengan sang suami. Penyesalan tampak pada wajahnya, sebagai wanita yang telah bersuami ia sadar ta'at adalah hal yang wajib dan terganjar pahala oleh Allah. Apatah lagi untuk sebuah kebaikan.

Kini satu dekade telah lewat setelah peristiwa itu. Ia merasakan kebaikan semakin mengalir dalam dirinya berkat bimbingan sang suami. Keputusan hijrah yang diambil sepuluh tahun yang lalu membawanya kepada titik kebahagiaan hakiki bersama lelaki yang menjadi cintanya.

Tidak ada seharipun dari hidupnya setelah menikah kecuali bersama-sama membenahi diri bersama sang suami. Saat ini ia bahkan dikenal sebagai sosok perempuan agamais di desanya. Pengaruh pandangan masyarakat kepadanya mulai berubah ketika ia bersungguh-sungguh hijrah ditambah posisi sang suami yang kemudian menjadi anggota legislatif daerahnya, membuat sepak terjang kebaikannya semakin meluas.

Oleh : Mardha Umagapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...