Pertolongan Berujung PadaNya
Bagian 3
Jalan hidup seseorang memang tidak
ada yang mengetahuinya. tidak seperti masa lalu yang selalu dikenang dan
diingat, masa depan adalah sesuatu yang misterius. Seorang manusia tidak akan
mengetahuinya hatta untuk sepersekian
detik kedepan ia akan dipertemukan dengan peristiwa apa.
Maimunah sadar meskipun luka telah
sembuh ternyata kakinya tidak dapat digerakkan, setelah melewati pemeriksaan
dokter diketahui bahwa saraf yang terhubung dikakinya putus . Hal ini
membuatnya tidak dapat berjalan seperti sediakala. Terpukul dengan keadaannya,
hampir setiap hari dibarak ia bermuram durja. Beruntung ada John, prajurit itu
selalu menyempatkan diri menemani Maimunah setelah selesai dengan tugas kenegaraannya,
seperti sore itu.
“Apa rencanamu hari ini?“ John membuka percakapan.
Meski ia
tahu kemungkinan Maimunah untuk merespon sangat kecil. Gadis itu sejak
diselamatkannya dari pembantaian tragis dikampungnya lebih banyak diam dan
hanya merespon hal-hal yang dianggapnya penting. Suasana hening setelah John
bertanya.
John akui kadang diamnya Maimunah
membuatnya merasa enggan untuk datang kembali menemui gadis yang kadang
sosoknya menghiasi mimpi John. Namun demi diingatnya hal berat yag dilalui
Maimunah, John urung menjauhinya.
“Jika kau ingin berjalan-jalan
disekitar barak ini, mungkin aku bisa bantu menemani.” Lelaki itu menawarkan diri.
“Ehem, kadang terlalu lama berdiam
diri disatu tempat akan membuat kita bosan.” Lanjut John setelah berdehem memecah kebisuan
diantara mereka.
John menarik keluar sesuatu yang
disembunyikan sejak tadi di balik tenda. Sebuah Kursi roda. Selama ini Maimunah
hanya mengandalkan tongkat untuk bergerak kesana kemari, ke kakus maupun
mengambil makanan. Mungkin dengan kondisi itulah ia malas kemana-mana karena
kelelahan, ia harus belajar menyeimbangkan tubuh dengan tongkat itu.
Kursi Roda diletakkan John didepan
Maimunah, ternyata benda itu berhasil membuat air muka Maimunah berubah sedikit
bahagia. Sore itu Maimunah pertama kali berkeliling barak pengungsian dan John menemaninya,
banyak sapaan hangat ia dapatkan meski ada beberapa tatapan mata para gadis
sebayanya yang terlihat tidak begitu senang dengan kebersamaannya dengan John.
Mereka berhenti untuk beristirahat
dibawah sebuah phon yang rindang disebelah barak tempat tinggal Maimunah. Matahari
mulai beranjak senja dan sebentar lagi John harus kembali ke barak para
prajurit untuk memulai aktivitas malam.
“Terima kasih so batamang saya
keliling barak pak”. (Terima kasih sudah menemani saya keliling barak pak)
Maimunah memulai percakapan.
“Sebenarnya ada hal penting yang
ingin saya sampaikan padamu jika kamu berkenan”. John tampak serius dengan hal
yang akan disampaikannya, dan Maimunah melihat itu.
“Barang ada apa pak? Bilang saja
kalo memang baik saya akan ikuti” (tentang apa pak? Jika baik saya akan ikuti).
Tanya Maimunah.
Sebelum sempat menjawab, tampak
seseorang dengan baju seragam tentara mendekat kearah mereka lalu memberi
hormat kepada John yang telah berdiri tegap menunggu informasi.
Bersambung
Oleh: Mardayati Umagapi
Ditulis di Subaim Halmahera Timur
bagus .. alurnya mudah diikuti
BalasHapusTerima kasih
HapusLanjut terus
BalasHapusditunggu ya...
HapusKeren kak... Lanjuutt
BalasHapusmakasih, nantikan ya...
HapusHubungan sesama manusia yg tergambar manis, Kak. Aku penasaran dg kisah selanjutnya. Meski ada typo sedikit. Aku tetap suka. Semangat kk
BalasHapusMakasih perbaikannya, semoga postingan akan datang diperhatikan lagi typonya
HapusKira-kira apa yang hendak disampaikan oleh pak Jhon yw ? Hehehe, penasaran
BalasHapusSo chek this out ... hehehe
HapusCeritanya bagus,alurnya bisa dimengerti
BalasHapusDitunggu kelanjutannya yaa kak
Salam hangat dari Jawa Timur
Ceritanya bagus,alurnya bisa dimengerti
BalasHapusDitunggu kelanjutannya yaa kak
Salam hangat dari Jawa Timur
makasih mbak
Hapusmenunggu kelanjutanya
BalasHapusKayaknya John mau ngelamar maimunah nih. Jd deg deg kan menanti kelanjutan ceritanya
BalasHapusmau bikin yang susah ketebak tapi aku belum mahir
HapusKayaknya John mau ngelamar maimunah nih. Jd deg deg kan menanti kelanjutan ceritanya
BalasHapusPenasaran dengan kelanjutan ceritanya kak
BalasHapus