Dilihat

Rabu, 30 Oktober 2019

Mahasuci Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami Telah Mendzalimi Diri Kami: End Of Universe

Bagian 10

Dipembaringan malam ini netraku sulit terpejam, memikirkan keputusan apa yang hendak kuambil setelah membaca biodata yang diberikan Ibu. Ku ingat ibu dan ayah dahulu juga melewati proses pertukaran biodata sebelum menikah. Orang-orang dikalangan kami menyebutnya Ta'aruf. 

Lelaki yang biodatanya aku baca setelah maghrib tadi adalah orang yang masih asing bagiku. Melihatnya pun aku baru pertama kali melalui foto itu. Di lembaran kertas itu tertulis biodata lengkapnya termasuk pekerjaan dan jumlah keluarganya. 

Ada hal yang membuat kami memiliki kesamaan adalah, latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Kami sama-sama Sarjana Teknik dan bekerja dibidang yang sama, hanya saja kantornya berbeda. Kesamaan lainnya yaitu iya juga aktif melingkar di pengajian pekanan sama sepertiku. Jika saja tawaran itu disampaikan lebih awal sebelum kejadian alam yang mencekam seperti ini, mungkin aku akan memilih melanjutkan prosesnya.

Menurut yang disampaikan Ibu, berkas itu sebenarnya sudah dari minggu lalu diberikan oleh guru lingkar pekananku yang juga teman dekat Ibu. Namun waktu itu Kakek masuk Rumah Sakit sehingga Ibu lupa akan tawaran tersebut. 

Kulirik jam diatas nakas, pukul sepuluh lebih. Aku harus bersegera untuk tidur jika ingin bangun lebih awal. Suasana alam seperti ini menimbulkan rasa khawatir, dan sebaik-baik penenang adalah dengan mendekatkan diri pada Allah Rabb semesta alam. 

Aku terbangun saat alarm di gawai berbunyi, setingan alarmku pukul tiga dinihari. 

"Tin, ayo kita tahajjud. Panggilku seraya mengguncang tubuhnya. 

Ia menggeliatkan tubuhnya. 
"Aku belum bisa shalat Mut." jawabnya sambil menutup mata. 

Kulanjut membangunkan Ibu, dan segera melangkah membersihkan diri. Ternyata Kakek sudah lebih dulu bangun. Kami bertiga larut dalam tahajjud berjama'ah dan dilanjutkan dengan subuh beberapa jam kemudian. 

"... Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb mu, tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebaikan dengan imannya itu... " (QS. Al An'aam: 158) 

Mushaf Al Qur'an dengan terjemahannya masih berada dalam tangan, saat kudengar suara berteriak memanggil dari arah dapur. 

"Kakek...! Bibi...! Mataharinya telah muncul. Teriak Tina dengan nada bergetar. 

Demi mendengar teriakannya aku yang sedang berada dikamar, langsung melompat lari keluar. Ibu mendorong Kakek dengan kursi rodanya kearah dapur.

Jendela dapur langsung mendapatkan sinar matahari pagi tanpa terhalang apapun, karena memang jendela itu mengarah ke arah barat. Yang selama ini menjadi tempat matahari terbenam tapi saat ini telah berganti posisi terbit. Matahari memenuhi Titah Tuhannya, mengubah posisi terbit dari arah timur ke barat. 

"Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzalimin". Tiada Tuhan selain Engkau, mahasuci Engkau, sesungguhnya kami telah mendzalimi diri kami.

Oleh: Mardha Umagapi
Ditulis di Subaim Halmahera Timur

Baca bagian 9 klik disini

14 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima kasih telah mampir, maafkan jika banyak kesalahan penulisan. Maklum masih banyak belajar hehehe...

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih telah mampir, maafkan jika banyak kesalahan penulisan. Maklum masih banyak belajar hehehe...

      Hapus
  3. Jadi deg-degan gimana gitu bacanya. Penasaran..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mampir, maafkan jika banyak kesalahan penulisan. Maklum masih banyak belajar hehehe...

      Hapus
    2. Terima kasih telah mampir, maafkan jika banyak kesalahan penulisan. Maklum masih banyak belajar hehehe...

      Hapus
  4. Lelaki itu.. duh baper aku hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mampir, maafkan jika banyak kesalahan penulisan. Maklum masih banyak belajar hehehe...

      Hapus
  5. Ya Allah berasa beneran ini mbak ceritanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mampir, maafkan jika banyak kesalahan penulisan. Maklum masih banyak belajar hehehe...

      Hapus
  6. Seribu perasaan jadi satu..
    Sebagai pengingat

    BalasHapus

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...