Dilihat

Rabu, 11 Desember 2019

Menebus Dosa Masa Lalu : Sebuah Ulasan Cerpen

Hasil gambar untuk benteng van der wijck
Fort Van Der Wijck


Sebuah penyesalan yang mendalam, kesan pertama yang ingin saya sampaikan dari cerpen “Menebus Dosa Masa lalu” oleh Tri Haryati ini. Cerpen berlatar belakang penggalan sebuah memori Sang Veteran perjuangan Indonesia melawan penjajah Belanda ini, menceritakan penyesalan yang dirasakan oleh seorang Pejuang yang karena kecerobohannya menyebabkan sahabatnya terkepung musuh dan hilang jejak hingga saat ini.

Cerita pendek ini dibuka dengan Alur kondisi saat Indonesia telah merdeka dan Si Tokoh Utama mengingat kembali peristiwa berpuluh tahun lalu saat masih berjuang. Demi menyesali perbuatannya ia rela mengunjungi benteng zaman penjajahan Van Der Wijck setiap tahun seperti layaknya sebuah ziarah untuk mengingat temannya yang telah tiada karena kelalaian dan keserakahannya.

Setiap tanggal 17 Agustus, Sang Veteran yang telah menjadi seorang Mbah dengan ditemani anak dan cucunya menabur bunga di pintu benteng. Meskipun sudah diingatkan berkali-kali oleh keluarganya, namun Mbah urung berhenti dari rutinitasnya tiap tahun. Bahkan adegan tabur bunga yang sudah berkali-kali diingatkan penjaga bentengpun di abaikannya.

Aksi nekat Sang Tokoh Utama dalam cerita ini menggambarkan betapa dalam rasa sesalnya atas peristiwa lalu yang pemicunya adalah dia sendiri. Bagaimana tidak, temannya yang berperawakan Belanda karena memang anak Serdadu-Pribumi, dimanfaatkan untuk mengambil logistik digudang belanda yang merupakan tugasnya demi membantu pejuang dan masyarakat yang krisis pangan saat itu. Malang tak dapat ditolak, keserakahan ingin mengambil lebih menyebabkan tokoh utama mendorong sahabatnya untuk menambah lagi bahan pangan yang telah diambil. Hingga para serdadu Belanda menyadari kejanggalan dan temannya tertangkap akibat suara bersin Sang Tokoh Utama.

Kisah yang pilu memang, jika saya berada di posisinya. Pelajaran yang dapat saya ambil dari kisah ini adalah, perlu adanya rencana yang matang atas sebuah aksi atau tindakan. Selain itu jika kesepakatan telah ditetapkan bersama, sebaiknya jangan mencoba untuk melanggar karena menyesal akhir tiada guna. Penulis juga menyampaikan pesan tentang pentingnya sebuah kesetiakawanan.
Ulasan untuk segi kepenulisan dari saya sebagai seorang penulis pemula yang masih kurang ilmu menulis, saya rasa sudah jauh bagus. Mungkin perlu ditambah beberapa paragaf agar lebih memuaskan para pembaca seperti saya terutama muatan informasi Sang Tokoh Utama.

Cerpen yang saya ulas ini dapat dibaca di http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/menebus-dosa-masa-lalu.html . Demikian ulasan saya, mohon maaf jika ada kesalahan dalam memahami isi cerpen, berhubung saya masih harus banyak belajar. Salam hormat untuk sang penulis cerpen dan pembaca ulasan ini.

Oleh: Mardha Umagapi
Ditulis di Ternate, 11 Desember 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berusaha Mengendalikan Hawa Nafsu: Tadabbur An Nazi'at Ayat 40-46

  Ciri-ciri Penghuni Surga 1. Takut pada Allah 2. Mengendalikan hawa nafsu 3. Terlibat dalam dakwah وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَ...